Home All Gallery Sejarah Berdirinya Yayasan Gases Bali
Yayasan Gases Bali berlokasi di Desa Pakraman Sesetan atau lebih tepatnya termasuk di wilayah Denpasar Selatan, dan berjarak 10km dari bandara Internasional Ngurah Rai. Sebuah yayasan yang mengusung tema Budaya Bali masih tetap eksis dari dulu hingga kini. Dan semakin berkembang dari waktu ke waktu hingga bukan suatu hal yang mustahil jika nanti yayasan ini akan semakin dikenal tidak hanya di Bali namun hingga ranah nasional dan internasional. Yayasan Gases Bali didirikan oleh Drs. I Wayan Candra (alm) Jero Mangku atau sesepuh yang kini dilanjutkan oleh pertisentana Beliau. Semasa hidupnya, Beliau telah banyak menghasilkan karya hingga memiliki julukan sebagai “Maestro Ogoh-ogoh”. Yayasan ini pun bergerak dalam bidang seni,Adat, budaya, agama berbasis IT,dan lainnya yang berkaitan dengan seni budaya Bali. Hingga kini, sangat jarang ditemui yayasan yang sejenis; yang begitu concern dan konsisten melestarikan seni dan budaya. Dalam bidang seni dan budaya, Yayasan Gases Bali memiliki sanggar seni tari dan kerawitan. Gases juga memiliki sub kelompok (sekaa) seni dramatari Calonarang, Wayang,seni pembuatan patung,barong dan sekaa seni lainnya. Dalam hubungannya dengan upacara Adat dan keaagaman, Yayasan Gases Bali memiliki tukang banten (sarana upacara keagamaan umat Hindu) yang membuat segala sarana dan perlengkapannya. Selanjutnya dalam bidang upacara juga, Yayasan Gases Bali membuat unit produksi berupa sarana upakara kematian (ngaben) lengkap dengan wahana mengantar mayat ke kuburan, seperti bade, joli, table, lembu, singga dan yang lainnya. Selain itu, Yayasan Gases juga mengembangkan usaha ekonomi produktif, seperti usaha property perkawinan, studio foto, editing video budaya dan yang lainnya. Sejarah Gases Bali sebelum menjadi yayasan yang berbasis pada seni dan budaya, merupakan komunitas sekaa demen yang berniat untuk melestarikan segala bentuk kesenian budaya nusantara yang ada di Bali. Adapun pendirinya adalah Drs. I Wayan Candra alm, seorang seniman asal Sesetan Denpasar yang dahulunya adalah pegawai taman budaya Art Center. Atas prakasa beliau, Gases Bali didirikan pada tahun 1990 dan diresmikan sebagai yayasan pada tahun 2016, dimana yayasan ini berbasis pada seni dan budaya Bali. Kemudian Yayasan Gases Bali dikukuhkan sebagai yayasan yang memiliki visi dan misi sebagai pelestari seni dan budaya Bali. Visi yayasan Gases Bali adalah menciptakan manusia yang kreatif, inovatif, cerdas serta memiliki jati diri guna melestarikan warisan budaya leluhur. Sedangkan misi yayasan Gases Bali adalah meningkatkan kreatifitas dan kualitas karya seni budaya Bali, mengembangkan dan mempunyai kompetensi terhadap kebudayaan yang mampu memberi manfaat dalam masyarakat, menggali memelihara melestarikan dan memaknai nilai seni budaya Bali. Yayasan Gases Bali inilah oleh Jero Mangku Wayan Candra menjadi wahana generasi muda Bali dan masyarakat umum untuk turut serta dalam mengajegkan Bali sebagai warisan yang adiluhung. Hingga kini Yayasan Gases Bali tetap konsisten melestarian seni dan budaya berdasarkan atas nilai filosofis ajaran agama, nilai Tri Hita Karana dan kearifan lokal budaya Bali. Sebagai yayasan, banyak program keagamaan dan seni budaya serta tradisi sudah dilakukan yayasan Gases Bali, dan program tersebut dijalankan secara simultan dan berkelanjutan sebagai sebuah komunitas seni dan budaya, agar tidak tergerus oleh pengaruh zaman modernitas.