Setelah selesai melaksanakan purwa daksina, keesokan paginya dilanjutkan dengan prosesi Ngeseng Puṣpalingga, yakni membakar puṣpaśarīra (wujud roh) di atas dulang dari tanah liat dengan api pembakaran yang diberikan oleh pandita pemimpin upacāra. Upacara ini sangat baik dilakukan pada dini hari, saat dunia dan segala isinya dalam suasana hening guna mengkondisikan pelepasan roh dari keduniawian.
Selesai upacāra Ngeseng puspalingga maka arang/abu dari puṣpaśarīra dimasukkan ke dalam degan (kelungah) kelapa gading, dibungkus kain putih dan dihias dengan bunga harum. Dan dilakukan upacara Nganyut Sekah ke Segara. Upacāra ini merupakan tahap terakhir dari upacāra Mamukur, Puspalingga yang telah dihias kembali dijunjung di kepala dan di bawa ke pantai dengan berjalan beriring-iringan oleh sanak saudara. . Di pantai puspalingga yang telah diupacarai oleh pandita di anyud / dibuang ke laut.